




“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QA. Ar Rahman : 60)




Kesehatan merupakan hal penting yang harus dijaga sejak saat ini.
Kesehatan bisa dijaga dengan konsumsi makanan yang sehat, terutama saat usia sudah menginjak lanjut.
Makanan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan saat Anda menginjak usia 40 tahun.
Selain mengelola aktivitas fisik, manusia juga bisa menjaga kesehatannya dengan menjaga asupan makan.
Usia 40 tahun menjadi usia dimana kondisi kesehatan yang menurun. Bahklan orang dengan usia-usia tersebut kerap merasakan tubuh yang mulai merasakan sakit dan nyeri.
Beberapa penyakit yang mendera manusia saat menginjak usia lanjut seperti rematik, asam urat, hingga penyakit krosnis lainnya seperti stroke dan penyakit jantung.
Maka dari itu, menjaga asupan makanan menjadi hal penting saat Anda sudah memasuki usia 40 tahun.
Mengkonsumsi makanan bergizi dan nutrisi menjadi hal yang harus Anda perhatikan. Makanan apa saja yang penting dikonsumsi setelah Anda menginjak usia 40 tahun?
Dilansir dari Best Life Online pada 23 Maret 2021, berikut beberapa makanan yang penting dikonsumsi setelah usia 40 tahun.
1. Kopi dan Kayu Manis
Kopi bisa menjadi jenis minuman yang tetap Anda minum saat menginjak usia 40 tahun. Namun, sebaiknya Anda tak menambahkan gula dan memberikan bubuk kayu manis didalamnya.
Kopi memiliki kandungan antioksidan yang bisa membuat sehat jantung. Kemudian sejumput kayu manis bisa membuat gula darah Anda serta kolesterol lebih teratur.
2. Tomat
Tomat merupakan jenis buah yang memiliki kandungan antioksidan yakni likopen.
Tomat bisa membersihkan dinding arteri tetap menjadi bersih serta membuat penyumbatan dan penumpukan menjadi minimal.
Anda bisa menyediakan tomat selalu pada kulkas Anda.
3. Semangka
Buah semangka tak hanya menyegarkan dan berair banyak, namun juga tinggi akan kalium dan likopen.
Kandungan nutrisi itu bisa membuat tekanan darah menurun. Semangka juga bisa menjadi sumber vitamin C.
Semangka adalah makanan sehat jantung yang dapat membantu Anda.
4. Bayam
Bayam merupakan sayuran hijau yang selalu menjadi favorit masyarakat Indoensia. Sayuran hijau seperti bayam bisa membawa kesehatan Anda lebih baik.
Kandungan kalium dan magnesium serta antioksidannya sangat baik untuk dikonsumsi saat Anda berusia 40 tahun keatas.
Penyumbatan arteri juga menurun risikonya karena kandungan lutein yang sehat.
5. Pisang
Pisang menjadi buah yang mengenyangkan. Menurut sebuah penelitian di The New England Journal of Medicine, orang yang makan setidaknya 100 gram buah per hari bisa menurunkan risiko serangan jantung sebesar 33 persen.
Pisang menjadi sumber potasium yang baik untuk menekan hipertensi.
Anda bisa konsumsi pisang setiap hari untuk camilan yang sehat dan menyenangkan. (Sumber: Best Life Online)





Mie instan sering menjadi pengganti nasi yang dianggap tidak terlalu mengenyangkan, sehingga tidak akan membuat gemuk. Padahal pemikiran itu belum tentu benar. Yuk cari tahu, mana jenis makanan yang lebih bersahabat untuk menjaga berat badan, mie instan atau nasi?
Untuk menjawabnya, mari kita bandingkan kalori yang terdapat pada mie instan dan nasi dengan berat yang sama. Sajian mie instan sebanyak 35-40 gram atau satu kemasan, mengandung 190 sampai 200 kalori. Sementara itu, nasi putih dengan berat yang sama, hanya mengandung 46 kalori.
Mie Instan VS Nasi
Dari perbandingan di atas, kandungan kalori mie instan hampir lima kali lipat lebih banyak dari nasi. Artinya, mie instan lebih berisiko menyebabkan tubuh cepat gemuk jika dibandingkan nasi. Belum lagi, biasanya mie instan disajikan dengan telur, sosis, kornet atau keju, yang tentunya menambah kandungan kalori.
Kemudian, ada lagi kebiasaan khas masyarakat di Indonesia, yang mencampurkan mie instan dengan nasi, sehingga kalori yang dikonsumsi menjadi berlipat. Padahal, dalam satu hari yang terdiri dari tiga kali waktu makan, kebutuhan kalori wanita dewasa hanya sekitar 1.800-2.000 dan pria dewasa sekitar 2.200-2.400.
Tidak Baik Dikonsumsi Berlebihan
Selain kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, mie instan yang disajikan dengan kaldu instan umumnya memiliki kandungan sodium atau garam yang tinggi. Kelebihan asupan sodium dapat membahayakan tubuh, misalnya memperberat kerja ginjal, tekanan darah tinggi, stroke, dan gangguan jantung.
Bukan hanya mie instan, mengonsumsi nasi putih secara berlebihan juga bisa memicu sejumlah penyakit. Menurut penelitian, masyarakat Asia yang mengonsumsi nasi tiap hari lebih berisiko mengalami diabetes dibandingkan dengan masyarakat Eropa yang hanya mengonsumsi nasi kurang dari 5 kali per minggu.
Kini dikenal istilah panduan piring makan untuk memenuhi gizi seimbang, yang mudah dipraktikkan sehari-hari. Nasi atau karbohidrat jenis lain hanya diperbolehkan memenuhi ¼ piring makan, ¼ lagi diisi dengan protein. Sisanya, ½ piring lagi dipenuhi dengan sayuran dan buah.
Nasi memang sulit dipisahkan dari masyarakat di Indonesia. Khusus untuk Anda yang berisiko terkena diabetes, dokter menyarankan produk makanan dari biji-bijian utuh sebagai pengganti nasi putih.
Nah, setelah membaca kandungan kalori masing-masing pilihan, kini sudah tahu kan apa yang harus dipilih saat merasa lapar?
(dr. Allert Benedicto Leuan Noya)
Referensi:




- Daging merah
- Daging jeroan
- Makanan laut (seafood)
- Produk makanan yang mengandung tinggi fruktosa, seperti minuman bersoda, jus, es krim, permen,
- Roti
- Oatmeal
- Minum air putih yang cukup
- Jauhi minuman yang terlalu manis
- Hindari minuman beralkohol
- Batasi asupan daging dan makanan laut
- Cukupi kebutuhan protein Anda dengan mengonsumsi susu rendah lemak, yoghurt, keju, dan susu

Jika Garam Menumpuk dalam Tubuh
Seperti yang telah disebutkan tadi, natrium yang terdapat dalam garam dapur sebenarnya sangat penting untuk kesehatan saraf. Hal ini karena natrium memainkan peran penting dalam mengirimkan impuls saraf dari otak ke seluruh tubuh, dan sebaliknya.
Namun perlu dicatat, manfaat tersebut dapat diperoleh jika Anda membatasi asupan natrium dengan baik. Bila dikonsumsi secara berlebih, natrium justru dapat membawa dampak buruk terhadap kesehatan.
Saat asupan natrium tinggi, maka ginjal akan membuang kelebihannya melalui urine. Hal ini dapat membuat Anda lebih banyak air kecil dan lebih berisiko mengalami dehidrasi ringan. Namun, jika ginjal tidak lagi mampu membuang kelebihannya, natrium akan menumpuk dalam darah, sehingga menarik dan menahan cairan di dalam aliran darah. Akibatnya, volume darah akan meningkat, membuat jantung harus bekerja lebih keras dan menaikkan tekanan dalam arteri.
Dalam jangka pendek, mungkin ini hanya akan menyebabkan wajah bengkak di pagi hari. Namun, jika terjadi dalam waktu yang lama, risiko untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal akan semakin besar.
Untuk itu, batasi asupan garam agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi garam dapur lebih dari 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Cara Mengurangi Asupan Garam
Natrium yang masuk ke dalam tubuh tidak hanya berasal dari garam dapur, tapi juga dari berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi. Beberapa jenis makanan yang tinggi kandungan garam yaitu ikan teri, keju, saus, daging olahan, acar, udang, kacang yang diasinkan, daging atau ikan asap, kecap, ekstrak ragi, roti, keripik, pizza, makanan siap saji, sosis, sereal sarapan dan mayones.
Penting membatasi asupan garam dapur atau produk yang tinggi kandungan garam. Mengurangi makanan olahan kaya natrium dapat menyeimbangkan kadar mineral dalam tubuh. Tentunya diiringi dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Anda dapat membatasi asupan dengan cara:
- Ketika memasak di rumah, perhatikan berapa banyak garam yang Anda gunakan.
- Ketika berbelanja, periksa kadar natrium yang tertera pada label kemasan. Beli makanan atau minuman yang mengandung kadar natrium rendah.
- Konsumsi lebih banyak makanan segar, seperti sayuran, buah-buahan, dan daging segar, karena mengandung natrium alami dengan kadar yang rendah.
- Gunakan bumbu lainnya, karena garam bukan satu-satunya pilihan. Anda dapat menambahkan rasa dengan memasukkan perasan lemon, air jeruk nipis, bawang putih yang ditumis, lada, jahe, lengkuas atau rempah-rempah lain.
- Batasi penggunaan kecap asin dan saus. Jika ingin memasak dengan bahan tersebut, gunakan sedikit saja.
- Kurangi asupan makanan ringan dengan rasa asin.
Garam dapur memiliki manfaat bagi kesehatan, jika dikonsumsi secara terbatas. Jangan sampai, kelebihan konsumsi garam dapur menyebabkan timbulnya penyakit. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mengetahui seberapa banyak konsumsi garam yang diperbolehkan.
(dr. Allert Benedicto Leuan Noya)
Referensi:

Bahaya Mencuci Daging Ayam Mentah
Ada berbagai jenis kuman yang terdapat pada daging ayam, dan salah satunya adalah Campylobacter. Infeksi bakteri Campylobacter dapat menimbulkan gejala, seperti sakit perut, mual, muntah, demam, dan tubuh terasa lemas.
Infeksi ini bisa berbahaya jika terjadi pada anak-anak, lansia, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya penderita HIV, kanker, atau malnutrisi.
Jika tidak diobati dengan baik, infeksi bakteri Campylobacter dapat menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya, seperti:
- Infeksi pada tulang dan sendi (septic arthritis)
- Peradangan hati (hepatitis) atau pankreas (pankreaskitis)
- Sepsis
- Peradangan pada otot jantung (miokarditis)
- Sindrom Guillain-Barre
Infeksi bakteri Campylobacter juga bisa menimbulkan diare yang parah sehingga penderitanya berisiko mengalami dehidrasi. Apabila terjadi pada ibu hamil, infeksi kuman ini bahkan bisa menyebabkan keguguran.
Oleh karena itu, apabila mengalami gejala infeksi bakteri Campylobacter setelah mengonsumsi daging ayam atau makanan lain yang kurang bersih, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Tips Mengelola Daging Ayam Mentah
Daging ayam merupakan salah satu pilihan makanan bergizi karena banyak mengandung protein, lemak, vitamin B, kolin, dan zat besi, yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun, Anda perlu mengolah daging ayam dengan benar agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan.
Berikut ini adalah beberapa tips mengolah dan menyimpan daging ayam mentah:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah daging ayam
Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air hangat sebelum dan setelah menyentuh daging ayam mentah dan peralatan masak. Hal ini penting dilakukan guna mencegah penularan kuman dari daging ayam ke dalam tubuh.2
2. Hindari mencuci daging ayam
Hindari mencuci daging ayam mentah dengan air, karena semua bakteri pada daging ayam akan mati saat proses memasak. Mencuci daging hanya akan meningkatkan risiko penyebaran bakteri yang justru bisa menimbulkan masalah kesehatan.
3. Pisahkan peralatan masak untuk daging dan sayuran atau buah-buahan
Anda disarankan memiliki peralatan masak tersendiri untuk mengolah daging ayam mentah. Saat memotong daging ayam, usahakan pula untuk menggunakan pisau dan talenan yang berbeda agar kuman dari daging tidak menyebar ke bahan makanan lain.
4. Masak daging ayam hingga matang
Sebisa mungkin, pastikan Anda memasak daging ayam mentah hingga matang sempurna. Jangan sampai menyisakan daging yang masih berwarna merah muda. Untuk memastikan daging ayam sudah matang, Anda bisa memotongnya dan lihat warna serta cairan yang keluar dari daging ayam tersebut.
Cairan yang bening dan warna daging ayam yang putih adalah tanda bahwa ayam telah sepenuhnya matang. Langkah ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko berbagai penyakit, seperti diare dan tifus, akibat mengonsumsi daging ayam yang kurang matang.
5. Perhatikan cara menyimpan daging ayam
Penyimpanan daging ayam mentah juga harus diperhatikan. Biasakan untuk selalu menyimpan daging ayam di wadah yang bersih dan tertutup. Jika Anda ingin mencairkan daging ayam beku, lebih baik cairkan di dalam kulkas daripada mendiamkannya di area dapur.
Anda juga bisa mencairkan daging ayam beku dengan merendamnya di air dingin, jika daging tersimpan di dalam kantong plastik.
Daging ayam mentah biasanya bisa bertahan 2–3 hari. Namun, jika mengeluarkan bau tidak sedap, ini tandanya daging sudah busuk dan tidak layak konsumsi.
Mencuci makanan, seperti daging ayam mentah, tidak selalu dapat menyingkirkan kuman. Beberapa riset sejauh ini menunjukkan bahwa mencuci daging ayam mentah justru berisiko menyebarkan bakteri yang terdapat pada daging ayam.
Oleh karena itu, jangan cuci daging ayam mentah dan pastikan untuk memasak daging ayam hingga benar-benar makan sebelum dikonsumsi. Jika Anda mengalami gejala tertentu, seperti demam, sakit perut, muntah, dan diare, setelah mengonsumsi daging ayam, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
(dr. Kevin Adrian)
Referensi:
