Ini Alasan Bahayanya Meniup Makanan Yang Panas

panas jadi kebiasaan banyak orang. Dari sisi kesehatan, benarkah meniup makanan panas bahayakan kesehatan?
Menikmati makanan utama memang paling enak dalam keadaan hangat, namun kerap kali makanan disajikan dalam kondisi terlalu panas. Hal ini membuat banyak orang tergoda untuk meniupnya agar makanan cepat dingin.
Praktik meniup makanan juga banyak dilakukan orang tua saat menyuapi anaknya. Tak jarang orang tua memasukkan makanan ke mulut dulu sebelum memberikannya pada anak mereka.

Dari sisi kesehatan, apakah praktik ini membahayakan?  ternyata meniup makanan panas tidak disarankan.

Kumpulan ahli gizi di Yogyakarta tersebut memaparkan penjelasannya. "Saat menghembuskan nafas, tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air. CO2 adalah gas limbah yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel di dalam tubuh.

Jadi dengan logika sederhana, meniup makanan sama saja menambahkan gas limbah sisa pernapasan ke makanan. Hal ini tidak menyebabkan bahaya secara langsung, namun tetap ada implikasinya.

"Kamu tidak akan keracunan hanya karena meniup makanan yang panas. Keadaan serius seperti asidosis baru terjadi saat kelebihan kadar CO2 ekstrem. Jadi mitos kalau ada yang mengatakan meniup makanan bisa menyebabkan kematian".

Hanya saja penelitian tentang meniup sebuah media sebagai ganti makanan panas dan mencoba mendiamkan media lainnya di udara terbuka, mengungkap fakta mengejutkan.

Media yang ditiup memiliki 8 kali lebih banyak mikroorganisme dibanding media yang didiamkan saja.

"Artinya, saat dihadapkan pada makanan panas, lebih baik menunggu sebentar hingga makanan tidak terlalu panas untuk dimakan, ketimbang meniupnya agar cepat dingin," tulis gizipedia.id.

Ada juga penelitian yang mengungkap efek negatif meniup kue ulang tahun dari sisi kesehatan. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Food Research.

Sekelompok peneliti pangan menyiapkan dua 'kue' ulang tahun yang terbuat dari styrofoam. Kemudian mereka melapisinya dengan icing vanilla sungguhan dan menaruh 17 lilin untuk ditiup.

Peneliti lalu meminta partisipan untuk meniup kue ulang tahun tersebut. Selanjutnya mereka membandingkan jumlah bakteri yang ada pada permukaan kue. Percobaan ini diulangi sebanyak 3 kali.

Hasilnya, peneliti menemukan kue ulang tahun yang lilinnya ditiup, rata-rata, memiliki 1.400% lebih banyak bakteri ketimbang kue ulang tahun yang tidak ditiup.

"Saya pribadi akan lebih hati-hati terhadap kondisi kesehatan orang yang meniup kue ulang tahun dan saya tidak akan meniup makanan saat sedang sakit," kata Paul Dawson, pemimpin penelitian dan profesor ilmu pangan di Clemson University.

Dan juga menyoroti praktik meniup makanan dari sisi hadist dalam agama Islam. Dari Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW melarang meniup ke dalam makanan dan minuman."

"Kesimpulannya, jangan meniup makanan/minuman karena hanya menambah bakteri jahat ke dalam makanan. Bila makanan terlalu panas, tunggu sebentar atau angin-anginkan sedikit hingga dapat dimakan selagi hangat," pungkas gizipedia.id

0 Comments