Dampak Buruk Akibat Kesalahan Minum Vitamin Saat Pandemi Covid-19

Berita pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 sangat menggencarkan dunia karena penyakit COVID-19 sangat cepat menular hingga menimbulkan kematian. Banyak orang berduka cita setelah kehilangan keluarga dan kerabat yang terenggut nyawanya akibat virus COVID-19 yang menyeramkan ini.

Di Indonesia, masyarakat sangat khawatir akan penularan COVID-19 di lingkungan sekitar. Beberapa informasi cara mencegah penularan COVID-19 tersebar di masyarakat, salah satunya dengan menjaga kekebalan tubuh. Oleh karena itu, banyak orang memiliki strategi untuk melawan virus ini dengan meningkatkan kekebalan tubuh sebagai pelindung diri.

Di masa pandemi ini, tidak heran jika banyak warga melakukan swamedikasi, atau yang disebut pengobatan sendiri tanpa periksa ke dokter terlebih dahulu. Mengapa masyarakat melakukan swamedikasi? Bukankah konsultasi dengan dokter itu tindakan yang lebih baik dan tepat? Alasan masyarakat melakukan swamedikasi ini karena dianggap lebih praktis, tidak ribet, tidak memakan waktu yang lama, biaya yang murah.

Maka dari itu, saat ini banyak warga melakukan swamedikasi untuk membeli obat maupun vitamin sebagai langkah pencegahan dari penularan virus. Bahkan, tidak sedikit warga melakukan pembelian produk vitamin dengan jumlah yang sangat banyak hingga permintaan produk vitamin di pasaran melonjak naik.


Banyak orang mengetahui bahwa vitamin berguna untuk kesehatan tubuh seperti meningkatkan kemampuan fisik, kekebalan tubuh, mental, memori, serta mengobati atau mencegah penyakit.

Kebutuhan nutrisi maupun vitamin umumnya berbeda-beda pada setiap orang. Jadi, apabila meminum vitamin dengan berlebihan maupun tidak tepat akan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada tubuh.

Selain itu konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan vitamin karena kelebihan dosis atau overdosis. Gejala overdosis akibat vitamin pada manusia misalnya menimbulkan pingsan, kesulitan bernapas, diare, sakit perut, mual, dan muntah. Jika hal tersebut terjadi, korban atau kerabat korban harus segera menghubungi rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sebenarnya, tindakan pencegahan merupakan salah satu langkah cerdas untuk melindungi diri dari COVID-19. Namun, memborong segala macam produk vitamin, suplemen, atau obat peningkat kekebalan tubuh bukanlah sebuah solusi.

Karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, apalagi berlebihan mengonsumsi suplemen atau obat yang sudah ada batas dosisnya. Sangat disayangkan apabila tujuan memborong barang-barang di toko hingga habis hanya untuk kepentingan sendiri karena egois bukanlah jalan untuk menyelesaikan pandemi ini.

Solusi untuk mencegah risiko yang timbul dari kesalahan swamedikasi yaitu berkonsultasi kepada apoteker yang ada di apotek. Tapi kalau begitu, nanti jadi ribet dong kalau ke dokter/apoteker? Diharapkan, penjelasan dari apoteker masyarakat dapat mengetahui cara penggunaan vitamin yang baik dan benar.

Manusia memang belajar untuk menjadi mandiri sejak dini namun apabila berhubungan dengan obat-obatan tentunya harus bertanya terlebih dahulu kepada yang ahli. Disarankan untuk lebih bijak dalam mengkonsumsi obat apa pun termasuk vitamin untuk menjaga kepedulian pada kesehatan tubuh. Bukanlah suatu langkah cerdas apabila mengonsumsi vitamin jika ujungnya malah mendapat efek samping yang merugikan.

Seperti yang diketahui lebih baik mencegah dari pada mengobati, karena penyesalan selalu datang di akhir. (kumparan)

0 Comments